Komentar
JURNALIS NUSANTARA-1.COM|LUBUKLINGGAU, SUMSEL-- Media Online dan Media Pers saat ini dihebohkan dengan viralnya pemberitaan Wartawan yang diduga dianiaya oleh oknum anggota Polri, Senin (30/01/2023) sekitar pukul 01.30 WIB.
Korbannya yakni Adio Seftiawan alias Vhio Sekretaris Ikatan Keluarga Budi Utomo Lubuklinggau yang berprofesi sebagai Jurnalis.
Ketua Ikatan Alumni Budi Utomo Lubuklinggau sekaligus Anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas Utara Fraksi Partai Gerindra Muhammad Ali, mengecam dugaan tindakan represif aparat Kepolisian terhadap Sekertarinya Vhio yang juga merupakan wartawan saat dia menjalankan tugas-tugas Jurnalistik saat peliputan.
“Aparat yang melakukan tindakan represif itu, harus disanksi tegas, karena para jurnalis itu bekerja dilindungi oleh undang-undang,” kata Ketua IKA Budi dalam siaran persnya di Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuklinggau, Senin (30/1/2023).
Menurut nya tindakan represif yang diduga dilakukan Polisi terhadap Vhio itu, merupakan bagian dari pelanggaran Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Sebab, sebagaimana diatur pada Pasal 8 UU Pers disebutkan bahwa dalam menjalankan profesinya, pers mendapatkan perlindungan hukum.
Muhammad Ali menilai, tindakan represif petugas terhadap Darwin dan dua wartawan lainnya terindikasi ada unsur kesengajaan. Sebab berdasarkan saksi mata, telah menjelaskan bahwa vhio telah menunjukkan identitasnya bahwa mereka jurnalis.
“Jika tindakan represif terhadap Vhio di Lubuklinggau ini dibiarkan dan oknum polisinya tidak diusut secara transparan, berarti institusi polri memang ingin menanamkan bibit permusuhan dengan sipil dan insan pers,” kata Moeh Alie.
Keseriusan institusi polri mengusut kasus ini, sambung dia, bisa dilihat dari sanksi yang akan diberikan kepada oknum polisi yang telah membuat Vhio itu menderita luka-luka. (Rls)
