JURNALIS NUSANTARA-1.COM | KARTASURA– Sarasehan Kebangsaan Pecinta Alam Solo Raya dengan tajuk Patriotisme Sebagai Wujud Jiwa Pecinta Alam Indonesia.
Acara tersebut digelar oleh Sabagiri dalam rangka memperingati HUT RI Ke 77 pada Minggu pagi, (28/8/2022) di Hotel Pramesthi, Kartasura.
"Kami mengapresiasi tema yang dipilih dalam kegiatan yang di gelar oleh Sabagiri, Patriotisme adalah sifat wajib yang harus dimiliki oleh pecinta alam." Kata Djuyamto,SH.MH tokoh Kartasura Greget saat dikonfirmasi awak media pada Minggu malam, (28/8/2022) melalui sambungan telepon.
"Implementasinya adalah setiap pecinta alam mempunyai kewajiban menjaga alam,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Om Djoe memaparkan seorang pecinta alam bukanlah orang yang hanya suka pergi ke alam bebas, namun dia juga mempunyai kewajiban menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
"Menurut World Health Organization (WHO) sedang dihadapkan pada tiga isu penting yakni perubahan iklim, pangan dan air bersih." imbuhnya.
“Saat ini musim sudah tidak menentu, jika dahulu sudah bisa diprediksi soal musim penghujan dan kemarau saat ini sudah susah, air bersih juga saat ini banyak krisis air bersih di sejumlah daerah, akibatnya tentu menurunnya produksi hasil pertanian,” jelasnya.
"Saya telah mengunjungi hampir seluruh daerah di Indonesia,namun Papua adalah tempat yang spesial." kata Praktisi Pencinta Alam Totok Harsono.
“Di Papua, banyak hal yang unik dan menarik, saya sudah menjelajah 80 persen wilayah di Papua,” tegasnya.
"Cara mencintai lingkungan tidak perlu dilakukan secara berlebihan,cukup rawatlah pohon, karena oksigen itu tidak ada di pabrik, namun dari daun di pohon dan alam adalah guru yang terbaik,” paparnya.
Kapten Inf Daryo Purwanto menceritakan pengalamannya saat menaklukkan Mount Everest di Nepal pada tahun 1996.
“Waktu itu Danjen Kopassus Pak Prabowo membentuk tim pendaki terbaik dari unsur militer dan sipil, jangan sampai keduluan Malaysia dalam menaklukkan Mount Everest,” kata Kapten Inf Daryo Purwanto menceritakan pengalamannya saat menaklukkan Mount Everest di Nepal pada tahun 1996.
“Expedisi tersebut membawa nama baik Indonesia,” lanjutnya.
"Pihaknya bersama 19 anggota mengcover wilayah Karesidenan Solo Raya serta Magelang." kata Perwakilan Basarnas Solo Arief Sugiyarto.
“Soal nasionalisme dan patriotisme kami tentu sudah tidak diragukan lagi,” tutupnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Forkompinca Kartasura , penggagas Kartasura Greget Djuyamto,SH, MH, Ketua MUI Kartasura Kyai Nadjib, tiga narasumber praktisi pecinta alam yakni Totok Harsono , Kapten Inf Daryo Wantoro, Perwakilan Basarnas Solo Arief Sugiyarto, sejumlah komunitas seperti Pawartos, Rescue 79 dan Kartasura Greget serta sekitar 60 pecinta alam dari Solo Raya dan Semarang.
Kiki Atrika dan Temon Greget, artis dari Relink 24T menghibur para hadirin dengan suara emas mereka.(GUN/RED)
Editor: Lilik Adi Goenawan